Bahaya Internet buat Anak-Anak, Ini Tips Mengantisipasinya yang Orang Tua Harus Tahu

Minggu, 16 Oktober 2022 - 11:24 WIB
loading...
Bahaya Internet buat...
Meski banyak hal positif bisa didapatkan dari internet, tetap ada potensi bahaya bagi anak-anak yang perlu diantisipasi lewat pendampingan orang tua. Foto Ilustrasi/Dok AFP
A A A
JAKARTA - Meski banyak hal positif bisa didapatkan dari internet, tetap ada potensi bahaya bagi anak-anak yang perlu diantisipasi lewat pendampingan orang tua.

Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nurdin Hamzah Yusnaini memaparkan, berdasar hasil survei We are Social Hootsuite per Februari 2022, pengguna internet di Indonesia mencapai 202 juta orang. Banyaknya pengguna internet berdampak pada perubahan gaya hidup digital yang menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam beraktivitas.

Tak terkecuali bagi anak-anak, internet juga banyak digunakan untuk berbagai hal. “Beberapa manfaat media digital bagi anak-anak adalah sebagai sarana komunikasi, sarana belajar dan mencari informasi, membangun jejaring sosial, membangun sarana kreativitas dan media untuk berkarya. Namun, di balik manfaat itu juga ada potensi bahaya yang mengancam,” bebernya dalam webinar bertema Mencegah Anak Terpapar Pornografi yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, belum lama ini.

Potensi bahaya tersebut, lanjut Yusnaini, adalah ancaman pornografi lantaran kemudahan mereka mengakses internet. Selain itu, anak-anak juga rentan menjadi korban pelecehan seksual, perdagangan manusia, maupun korban perundungan siber. Dampak buruk lainnya adalah, anak-anak bisa menjadi kecanduan lewat permainan atau game online.

Pada kesempatan yang sama, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Budhi Widi Astuti memberikan sejumlah tips bagi orang tua agar anak terhindar dari paparan negatif internet.

Orang tua sebaiknya mendampingi anak saat menggunakan gawai mereka untuk mengakses internet dan menegosiasikan waktu yang sesuai, termasuk durasinya. Lalu, orang tua harus menyeleksi konten yang sesuai untuk anak mereka. Tentang konten yang membutuhkan penjelasan, orang tua harus dengan bijak memberi penjelasan kepada anak tentang konten yang disaksikannya tersebut.

“Jangan lupa, arahkan anak untuk menggunakan gawai sebagai sarana agar anak produktif. Dorong anak agar berpartisipasi, misalnya mengikuti kegiatan digital semacam workshop, kelas online, penggalangan dana, maupun kampanye isu sosial dan keagaman,” tuturnya.

Sementara itu, menurut serta Rektor STIKOSA AWS Meithiana Indrasari, orang tua tak cukup sekadar mendampingi anak dalam menggunakan gawai saat mengakses internet. Orang tua sebaiknya juga harus menanamkan etika di dunia digital kepada anak. Sebab, di dunia digital, terlebih di media sosial, anak akan menjumpai secara virtual orang atau anak lain dari beragam kultur dan pengetahuan.

“Ada istilahnya etika dalam berinternet, yakni netiket. Apa saja itu? Menulis dengan ejaan yang benar dan kalimat yang sopan. Tidak menggunakan huruf kapital. Menghargai karya orang lain, dan menghargai privasi orang lain,” paparnya.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1482 seconds (0.1#10.140)